Perang antar negara maupun konflik dalam negeri berujung baku tembak antar dua kubu menjadi neraka bagi penduduk dunia terutama anak-anak.
Di usia belia mereka sudah akrab dengan berbagai jenis senapan
termasuk senjata serbu AK-47, berikut 5 Negara ini Melatih Bocah jadi
Tentara.
1. Afghanistan
Bocah di negara ini memang apes lantaran saat Taliban berkuasa mereka banyak direkrut untuk dilatih menggunakan senjata. Tak hanya itu, kepolisian Afghanistan ternyata juga melakukan hal sama. Pada 2008 terungkap, polisi nasional negara itu melatih sekitar 200 anak dibawah umur untuk menjadi aparat. Uji coba itu dilakukan di Provinsi Kandahar.
Bocah di negara ini memang apes lantaran saat Taliban berkuasa mereka banyak direkrut untuk dilatih menggunakan senjata. Tak hanya itu, kepolisian Afghanistan ternyata juga melakukan hal sama. Pada 2008 terungkap, polisi nasional negara itu melatih sekitar 200 anak dibawah umur untuk menjadi aparat. Uji coba itu dilakukan di Provinsi Kandahar.
Terungkapnya kasus tersebut, polisi Afghanistan mendapat kecaman
sejagat. Mereka berkilah bocah-bocah ini direkrut untuk ditempatkan di
bagian kebersihan, kesehatan, dan lain sebagainya tidak menggunakan
senjata meski kenyataannya mereka berlatih dengan pistol.
Bocah direkrut polisi Afghanistan mungkin jauh lebih beruntung
dibandingkan mereka yang dilatih Taliban. Anak untuk jadi tentara
kelompok Islam ekstremis itu belajar meledakkan bom, membidik dengan
AK-47, serta melakukan bom bunuh diri.
2. Kongo
Tentara anak di Kongo makin banyak dan mengkhawatirkan. Perekrutan mereka bukan lagi sukarela, namun mereka diburu dan diculik untuk dilatih angkat senjata. Bahkan mereka menjadi tameng saat pertempuran.
Orang-orang dewasa menempatkan mereka di garis depan. Sangat tragis, mereka di bawah umur sudah mengetahui ragam senjata, peledak dan mortir.
Tentara anak di Kongo makin banyak dan mengkhawatirkan. Perekrutan mereka bukan lagi sukarela, namun mereka diburu dan diculik untuk dilatih angkat senjata. Bahkan mereka menjadi tameng saat pertempuran.
Orang-orang dewasa menempatkan mereka di garis depan. Sangat tragis, mereka di bawah umur sudah mengetahui ragam senjata, peledak dan mortir.
Militer Kongo M23 dan pemberontak sama-sama menggunakan bocah untuk
berperang. Selain angkat senjata mereka juga dilatih memasak, jadi
mata-mata, hingga budak seks.
3. Uganda
Uganda menjadi salah satu negara yang sampai saat ini merekrut anak-anak untuk dilatih berperang oleh pemberontak yang menamakan diri mereka Tentara Tuhan dipimpin oleh Joseph Kony.
Uganda menjadi salah satu negara yang sampai saat ini merekrut anak-anak untuk dilatih berperang oleh pemberontak yang menamakan diri mereka Tentara Tuhan dipimpin oleh Joseph Kony.
Dalam merekrut anak-anak jadi pasukannya, Kony tidak segan-segan
mengambil mereka dari keluarganya, baik lelaki maupun perempuan.
Keduanya punya tugas tidak mudah. Angkat senjata, menjadi budak seks,
tameng hidup, hingga mata-mata harus mereka lakukan. Organisasi hak
asasi Amnesty Internasional lewat film dokumenter berhasil menjadikan
Kony penjahat nomor satu dunia. Dia diburu hidup atau mati.
Banyak orang berharap Kony segera ditangkap agar perang saudara di Uganda ikut menjadikan anak-anak sebagai tentara berakhir.
4. Myanmar
Sangat mengagetkan jika sampai sekarang ternyata junta militer Myanmar masih merekrut bocah untuk jadi tentara Padahal mereka telah menanda tangani kesepakatan dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk tidak lagi menggunakan anak-anak dalam angkatan bersenjata.
Sangat mengagetkan jika sampai sekarang ternyata junta militer Myanmar masih merekrut bocah untuk jadi tentara Padahal mereka telah menanda tangani kesepakatan dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk tidak lagi menggunakan anak-anak dalam angkatan bersenjata.
5. Somalia
Sedikit tersentak mengetahui keadaan di Somalia dilansir oleh organisasi pemerhati tentara anak sejagat, sebanyak empat dari lima anak ternyata tentara.
Konflik saudara di negara itu memang dalam tahap memprihatinkan. Para orang dewasa banyak tewas hingga yang tersisa melatih bocah untuk meneruskan perang ini.
Sedikit tersentak mengetahui keadaan di Somalia dilansir oleh organisasi pemerhati tentara anak sejagat, sebanyak empat dari lima anak ternyata tentara.
Konflik saudara di negara itu memang dalam tahap memprihatinkan. Para orang dewasa banyak tewas hingga yang tersisa melatih bocah untuk meneruskan perang ini.
Bahkan anak-anak dipaksa merekrut bocah lain teman sebaya mereka.
Kenyataan tragis ini hampir tidak bisa diperbaiki bahkan Perserikatan
Bangsa-Bangsa kehabisan akal untuk mengatasi tentara anak di Somalia.
http://www.ubaesorso.blogspot.com/
0 komentar:
Posting Komentar