Tsabit bin Qurrah lahir pada tahun 833 di Haran, Mesopotamia. Ia dikenal
sebagai ahli geometri terbesar pada masa itu. Tsabit merupakan salah
satu penerus karya al-Khawarizmi. Beberapa karyanya diterjemahkan dalam
bahasa Arab dan Latin, khususnya karya tentang Kerucut Apollonius.
Tsabit juga pernah menerjemahkan sejumlah karya ilmuwan Yunani, seperti
Euclides, Archimedes, dan Ptolomeus.
Karya orisinal Archimedes yang diterjemahkannya berupa manuskrip
berbahasa Arab, yang ditemukan di Kairo. Setelah diterjemahkan, karya
tersebut kemudian diterbitkan di Eropa. Pada tahun 1929, karya tersebut
diterjemahkan lagi dalam bahasa Jerman. Adapun karya Euclides yang
diterjemahkannya berjudul On the Promises of Euclid; on the Propositions of Euclid
dan sebuah buku tentang sejumlah dalil dan pertanyaan yang muncul jika
dua buah garis lurus dipotong oleh garis ketiga. Hal tersebut merupakan
salah satu bukti dari pernyataan Euclides yang terkenal di dunia ilmu
pengetahuan. Selain itu, Tsabit juga pernah menerjemahkan sebuah buku
geometri yang berjudul Introduction to the Book of Euclid.
Buku Elements karya Euclides merupakan sebuah titik awal dalam
kajian ilmu geometri. Seperti yang dilakukan para ilmuwan muslim lain,
Tsabit bin Qurrah pun tidak mau ketinggalan mengembangkan dalil baru
tersebut. Ia mulai mempelajari dan mendalami masalah bilangan irasional.
Dengan metode geometri, ia ternyata mampu memecahkan soal khusus
persamaan pangkat tiga. Sejumlah persamaan geometri yang dikembangkan
Tsabit bin Qurrah mendapat perhatian dari sejumlah ilmuwan muslim,
terutama para ahli matematika. Salah satu ilmuwan tersebut adalah Abu
Ja’far al-Khazin, seorang ahli yang sanggup menyelesaikan beberapa soal
perhitungan dengan menggunakan bagian dari kerucut. Para ahli matematika
menganggap penyelesaian yang dibuaat Tsabit bin Qurrah sangat kreatif.
Tentu saja, hal tersebut disebabkan Tsabit bin Qurrah sangat menguasai
semua buku karya ilmuwan asing yang pernah diterjemahkannya.
Tsabit bin Qurrah juga pernah menulis sejumlah persamaan pangkat dua
(kuadrat), persamaan pangkat tiga (kubik), dan beberapa pendalaman rumus
untuk mengantisipasi perkembangan kalkulus integral. Selain itu, ia
melakukan sejumlah kajian mengenai parabola, sebelum kemudian
mengembangkannya. Dalam bukunya yang berjudul Quadrature of Parabola, ia menggunakan bentuk hitungan integral untuk mengetahui sebuah bidang dari parabola.
Selain mahir matematika, Tsabit juga ahli astronomi. Ia pernah bekerja
di Pusat Penelitian Astronomi yang didirikan oleh Khalifah al-Ma’mun di
Baghdad. Selama bekerja di sana, Tsabit meneliti gerakan sejumlah
bintang yang disebut Hizzatul I’tidalain, yang ternyata
mempengaruhi terjadinya gelombang bumi setiap 26 tahun sekali. Sejak
5000 tahun yang lalu, para ahli perbintangan Mesir telah menemukan
sebuah bintang yang bergerak mendekati Kutub Utara, yang disebut Alfa al-Tanin.
Pada tahun 2100 nanti, bintang tersebut akan menjauhi Kutub Utara. Pada
tahun 14000, akan muncul kembali sebuah bintang utara yang bernama an-Nasr. Bintang tersebut adalah bintang utara yang paling terang.
Tsabit juga memimpin sebuah penelitian pada masa pemerintahan Khalifah
al-Rasyid. Tsabit mengukur luas bumi dengan menggunakan garis bujur dan
garis lintang secara teliti. Penemuan Tsabit tersebut memberikan
inspirasi pada para pelaut, seperti Colombus, untuk melakukan pelayaran
keliling dunia yang dimulai dari Laut Atlantik. Berkat penemuan
tersebut, para pelaut bisa memastikan kalau mereka tidak akan tersesat
dan kembali ke tempat semula, yaitu Laut Atlantik. Penemuan penting
Tsabit yang lain adalah jam matahari. Jam ini menggunakan sinar matahari
untuk mengetahui peredaran waktu dan menentukan waktu shalat. Tsabit
juga membuat kalender tahunan berdasarkan sistem matahari.
Tsabit bin Qurrah meninggal dunia pada tahun 911 di Baghdad.
Sumber: Buku Biografi Para Ilmuwan Muslim
0 komentar:
Posting Komentar